PENENTUAN HARGA TRANSFER UNTUK
PERUSAHAAN DOMESTIK
Oleh Margono
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Perusahaan yang
mengalami perkembangan
pesat
dalam bisnisnya,
seringkali
menempuh
dibversifikasi usahanya
untuk memasuki berbagai pasar. Diversifikasi
merupakan suatu
usaha manajemen puncak untuk menghadapi
ketidakpastian
yang semakin
tinggi dalam menghadapi teknologi dan lingkungan bisnis yang semakin kompleks. Semakin luas proses diversifikasi
yang dilakukan oleh manajemen puncak, maka
semakin
diperlukan
pula berbagai alat
untuk mengintegrasikan unit- unit organisasi yang telah dibentuk. Harga transfer merupakan salah satu alat untuk
menciptakan
mekanisme integrasi divisi penjualan dan pembelian harus sepakat dalam perusahaan yang mendiversifikasi bisnisnya.
Dalam satu perusahaan yang telah membagi unit usahanya
/ melakukan
diversifikasi dengan
membentuk pusat-pusat
laba
harga
transfer
telah menjadi masalah tersendiri bagi
perusahaan tersebut, bilamana antar pusat laba
tersebut terjadi transfer barang atau jasa di mana
salah satu pusat laba / divisi berfungsi
sebagai penjual dan divisi yang lain sebagai pembeli, karena harga transfer
bagi devisi penjual
merupakan pendapatan
dan sebaliknya bagi divisi pembeli
merupakan biaya.
Besarnya
harga transfer tersebut akan mempengaruhi
prestasi masing-masing
divisi, karena prestasi
masing-masing divisi tersebut sering
digunakan sebagai pengukur
kinerja divisi.
Besarnya pengaruh harga transfer tersebut terhadap prestasi masing-masing divisi mengakibatkan adanya pertentangan diantara kedua divisi tersebut. Divisi penjual menghendaki
harga
transfer yang tinggi karena
akan mengakibatkan laba divisi
penjual yang tinggi pula, demikian pula
sebaliknya bagi divisi
pembeli menginkan harga transfer yang rendah untuk menekan biaya sehingga dapat meningkatkan profit atau laba yang diperoleh. Hal
ini menjadi tantangan bagi perusahaan
yang sudah
melakukan
desentralisasi untuk menyediakan metode penentuan harga transfer yang baik dan memuaskan semua pihak, terutama pada saat krisis ekonomi saat ini.
2. Rumusan Masalah.
Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut : “Bagaimana penentuan metoda harga transfer yang baik sehingga dapat memuaskan semua
pihak, baik
divisi
penjual atau pembeli maupun bagi perusahaan secara
keseluruhan?”
3. Batasan Masalah
Agar ruang lingkupnya
tidak
terlalu luas
maka akan
memberi batasan
masalah
sebagai berikut :
a. a. Perusahaan tersebut
tidak mempunyai anak
/
cabang di luar negeri (merupakan perusahaan domestik)
b. Seluruh divisi berada pada lokasi
yang sama
c. Harga transfer yang dibahas adalah harga transfer dalam pengertian yang sempit
Pasar yang ada dalam bentuk persaingan sempurna..Barang yang ditawarkan oleh divisi penjual merupakan barang
siap pakai sehingga
dapat langsung ditawarkan kepada pihak eksternal perusahaan.
4. Tujuan
Makalah ini ditulis dengan tujuan :
a. Untuk mengetahui metode mana yang paling tepat dalam menentukan transfer pricing.
b. Untuk mengetahui kelebihan dari kekurangan masing-masing metode tersebut.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Harga Transfer
Untuk lebih mengetahui tentang harga transfer, maka
pertama-tama harus
mengetahui
definisi atau arti dari
harga transfer itu sendiri. Maka penulis mengambil pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini :
a. Charles T. Horngren dan
George Poster
Harga transfer adaslah
harga yang dibebankan oleh suatu bagian ( subunit,
departemen, divisi ) dalam
suatu
organisasi
untuk suatu produk atau
jasa
yang dipasok kepada
bagian lain dalam
organisasi yang sama atau harga
transfer adalah semua alokasi biaya yang merupakan suatu bentuk penetapan harga transfer.( charles T ) 1990
b. Garison, R.H.
Dalam arti luas harga transfer adalah harga barang atau jasa yang
ditransfer antar pusat pertanggung-jawaban dalam
suatu organisasi tanpa memandang bentuk pertanggung-
jawabannya, sedang dalam arti sempit harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pertanggung-jawaban yang terlibat merupakan pusat laba ( Garirison ) 1988
c. Arif Suadi
Harga transfer adalah harga yang harus dibayar oleh pusat laba konsumen untuk barang dan jasa yang diperolehnya kepada pusat laba produsen. ( Arif Suadi) 1995
d. Mulyadi
Dalam arti luas harga transfer meliputi harga pokok
barang atau jasa yang ditransfer
antar pusat pertanggung-jawaban dalam perusahaan, dengan
demikian pengertian ini
juga meliputi semua bentuk alokasi biaya dari
departemen pembantu dan departemen
produksi dan harga jual prodmuk
atau jasa yang ditransfer antar pusat lab, sedangkan dalam arti sempit harga transfe merupakan harga barang atau jasa yang ditransfer antar
pusat laba dalam perusahaan yang sama.( Mulyadi ) 1993
2. Karakteristik Harga Transfer
Dari pengertian harga transfer tersebut, penentuan harga transfer yang mempunyai potensi menimbulkan banyak masalah
adalah penentuan harga
transfer barang antar divisi sebagai pusat laba. Pada hakekatnya harga transfer memiliki tiga karakteristik yaitu :
a. Masalah harga transfer hanya
timbul jika
divisi yang
terkait diukur
kinerjanya berdasarkan atas laba yang diperoleh merekia dan harga transfer merupakan unsur yang signifikan
dalam
membentuk biaya
penuh
produk yang diproduksi
divisi pembeli.
b. Harga transfer selalu mengandung unsur laba didalamnya Harga
transfer
merupakan
alat untuk
mempertegas
diversifikasi dan sekaligus
mengintegrasikan divisi yang dibentuk.
3. Syarat Terpenuhinya
Harga Transfer.
Untuk menjadi harga transfer yang
baik, maka harga transfer tersebut harus
memenuhi syarat-syarat berikut ini: ( Antony ) 1998
a. a, Sistem harus dapat memberikan informasi yang relevan yang dibutuhkan oleh
suatu pusat laba untuk dapat menentukan trade off yang optimum
antara biaya
dan
pendapatan perusahaan.
b.
b. Laba yang dihasilkan harus dapat menggambarkan dengan baik pengaturan trade off
antara biaya dan pendapatan yang telah ditetapkan.
Setiap pusat laba harus dapat memaksimalkan laba perusahaan dengan jalan memaksimalkan laba divisinya.
c. c. Tingkat laba yang diperlihatkan oleh masing-masing pusat laba harus dapat
mencerminkan besarnya kontribusi laba dari masing-masing
pusat laba terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan.
4. Tujuan Harga Transfer
Harga transfer harus didesain sedemikian rupa sehingga harga transfer tersebut
dapat menyajikan
informasi yang relevan untuk keputusan trade off antara pendapatan dan
biaya, memotivasi manajer untuk mencapai goal congruence,
dan
membantu kinerja
ekonomi pusat laba yang terkait.( Abdul Halim ) 1998
Terjadi ditetapkannya harga
transfer antara lain.( Slamet Sugiri ) 1994
a. Evaluasi prestasi divisi secara akurat
b. Keselarasan tujuan
c. Tetap terjaganya otonomi divisi
5. Metode Penentuan Harga Transfer
Pada dasarnya ada
tiga metode
yang sering digunakan
dalam menentukan
harga transfer. Metode tersebut adalah :
1. Harga transfer berdasar harga pasar (a
market based prices)
2. Harga transfer berdasar biaya
(cost based prices)
3. Harga transfer berdasar negosiasi (negotiated prices)
Ketiga metode tersebut akan diuraikan secara lebih rinci dalam penjelasan berikut ini :
1. Harga Transfer Berdasar Harga Pasar.
Sesuai dengan
namanya maka harga transfer antar pusat laba didasarkan
atas harga pasar produk
tersebut.
Metode ini
dapat dipakai bila
produk
yang dipertukarkan
dijual di pasar dengan persaingan
sempurna.
Di dalam harga transfer berdasarkan
harga pasar tersebut terdapat prinsip-prinsip ideal dalam penentuan harga
transfer yaitu :
a. Adanya kompetensi orang dalam setiap divisi
b. Terdapat iklim organisasi yang baik sehingga setiap manajer divisi sadar bahwa harga transfer merupakan hal penting dalam pengukuran kinerjanya
c. Terdapat harga pasar
d. Adanya kebebasan setiap manajer divisi
e. Informasi lengkap dan transparan
Harga transfer berdasarkan harga pasar dianggap paling
baik karena mencerminkan kepentingan kedua
pihak yang independent dan
harga transfer ini
similar dengan
harga yang dibebankan
dengan pihak luar. Similar bukan
berarti sama
dengan harga yang dibebankan
pada pihak luar namun harga tersebut dapat dikurangi
dengan biaya biaya yang
dapat dikeliminasi atau dihindari dengan menjual
dengan pihak internal perusahaan.
Sedang
contoh biaya tersebut adalah biaya angkut, biaya
pemasaran, potongan tunai, biaya penagihan dan sebagainya.
Kelebihan harga pasar yang lain sehingga merupakan dasar yang baik dalam
menentukan harga transfer adalah. ( Supriyono ) 1984
- Ditentukan oleh pihak-pihak ekstensial perusahaan sehingga menggambarkan transaksi yang independent
- Harga pasar merupakan dasar yang baik untuk pembuatan keputusan. Bagi departemen penjual untuk memutuskan akan menjual kepada pihak ekstensial atau kepada pihak internal, demikian pula bagi departemen pembeli harga pasar tersebut dapat dipakai untuk memutuskan akan membeli ke pihak luar atau menerima dari transfer departemen lain.
- Metode harga pasar menjadikan setiap departemen sebagai satuan bisnis yang terpisah satu sama lain
Sedangkan kelemahan metode harga transfer berdasar harga pasar adalah (Supriyono) 1984
a. Tidak semua intermediate product mempunyai harga pasar
b. Harga pasar seringkali berubah
2. Harga Transfer Berdasar Biaya
Dalam pembahasan harga transfer ini harga pokok atau biaya yang dimaksud adalah harga
pokok standar atau biaya
standar. Alasan menggunakan metode ini adalah :
a. Pada pasar kompetitif tidak tersedia informasi harga jual produk yang ditransfer
b. Kesulitan dalam penentuan harga jual yang disebabkan oleh perselisihan antar
manajer divisi
c, Jika produk yang ditransfer memiliki formula rahasia yang tidak ingin diketahui oleh pihak lain.
Dalam metode ini penentuan
mark up perlu diperhatikan. Mark up dapat
ditentukan
berdasar penentuan tingkat laba dan besarnya laba, sehingga
mengharuskan
manajemen membuat keputusan tentang kiomponen biaya dan laba
yang diperhitungkan dalam harga transfer ini.
Di dalam metode cost based pricing terdapat dua pendekatan yang umumdipakai dalam penentuan harga transfer yaitu :
d. Full costing
Harga transfer = Biaya Penuh + Laba
Dimana “ biaya penuh “ tersebut dapat terdiri dari :
1. Biaya Variabel
a. Biaya bahan baku
b. Biaya tenaga kerja
c. Biaya Overhead variabel
d. Biaya administrasi dan umum variabel
e.
Biaya pemasaran variabel
f. Variabel costing
Harga transfer :
Biaya-biaya variabel yang dikeluarkan
2. Biaya Tetap
a. Biaya Overhead pabrik tetap
b. Biaya administrasi dan umum tetap
c.
Biaya pemasaran tetap
Laba dapat ditentukan berdasarkan prosentase dari aktiva tetap, baik aktiva
lancar dan tidak lancar.
3. Harga Transfer Berdasar Negosiasi
Harga transfer memiliki dampak
yang berbeda bagi divisi penjual
dan divisi pembeli. Bila menguntungkan divisi penjual maka akan merugikan divisi pembeli, demikian pula sebaliknya, maka penentuan harga transfer ini harus dinegosiasikan atau dirundingkan dahulu oleh para manajer divisi yang terlibat.
Negosiasi antar divisi akan membantu tercapainya
tujuan transfer pricing itu
sendiri. Harga transfer berdasar negosiasi harus melihat opportanty cost-nya.
Sebagai
contoh bahan negosiasi adalah laba yang
harus dicapai oleh pusat laba dari laba yang sejauh ini
telah
diterimanya. Namun harga transfer berdasar negosiasi itu sendiri
memiliki kelemahan tersendiri dan kelemahan tersebut diantaranya:
a. a. Divisi yang mempunyai informasi yang lebih baik, yang akan unggul dari divisi lain
b. b. Kinerja divisi akan dipengaruhi
oleh
kemampuan manajer
dalam melakukan
negosiasi
c. Membutuhkan waktu dan
biaya
Dan metode ini juga mempunyai
kebaikan yaitu apabila divisi penjual mempunyai kapasitas
yang menganggur sedangkan pasar produk ini sempat, maka akan menguntungkan perusahaan secara keseluruhan.
KESIMPULAN
Dalam suatu perusahaan yang sudah melakukan divisonalisasi, dan diantara divisi tersebut melakukan transfer barang
maka penentuan harga transfer menjadi masalah yang
penting dalam
perusahaan tersebut. Hal
ini disebabkan oleh besarnya
pengaruh harga transfer tersebut terhadap kontribusi margin yang dapat diberikan oleh masing-masing divisi tersebut dalam suatu perusahaan, karena hal tersebut dijadikan
acuan untuk
mengukur kinerja atau prestasi masing-masing divisi tersebut.
Oleh sebab itu harga transfer yang ditetapkan harus dan diaharpkan
dapat memuaskan dan
menguntungkan baik divisi penjual ataupun pembeli serta mendukung tercapainya goal
congruence perusahaan pada umumnya dan meningkatkan profit yang diperoleh perusahaan secara maksimal pada khususnya, sehingga dalam penentuan harga transfer ini tidak boleh
ada
kepentingan salah satu divisi baik divisi penjual ataupun pembeli dikalahkan atau dengan
kata lain mementingkan kepentingan
salah satu divisi saja. Hal ini akan mengurangi profit
perusahaan secara keseluruhan, oleh sebab itu ketepatan penentuan harga transfer menjadi sangat penting.
Di dalam batasan masalah penulis telah memberikan batasan bahwa
pengertian harga transfer yang dibahas
adalah harga transfer dalam arti sempit. Perusahaan yang dibahas
merupakan perusahaan
domestik dalam artian semua divisi berada dalam satu negara dan beroperasi di lokasi yang sama, pasar barang yang ditransferkan
berada dalam persaingan sempurna dan barang tersebut merupakan barang jadi yang dapat langsung dipasarkan ke pihak eksternal perusahaan sehingga barang tersebut pasti mempunyai harga pasar.
Setelah melihat batasan masalah tersebut, keunggulan,
kelemahan serta
pembahasan mengenai metode penentuan harga transfer yang
terbaik serta yang paling
menguntungkan adalah dengan menggunakan metode harga transfer berdasarkan harga pasar atau market based pricing.
Penulis menganggap market based pricing adalah yang terbaik karena selain kelebihan yang telah diungkapkan
pada bab sebelumnya juga karena metode harga pasar
tersebut mempunyai kelebihan daripada metode lain. Metode ini dapat :
a. memenuhi kriteria harga transfer yang baik
b. dapat menunjang atau mendorong tercapainya goal congruence perusahaan.
Namun metode penentuan
harga transfer berdasar harga pasar ini juga mempunyai
kekurangan.
Kekurangan ini semakin nyata dalam kondisi ekonomi yang sedang mengalami
krisis ini.
Hal ini disebabkan oleh kecendeerungan
harga yang selalu berubah dari waktu ke waktu, sehingga perusahaan harus sering menghitung harga transfer. Tetapi kelemahan ini akan hilang bila keadaan ekonomi telah kembali normal, nilai rupiah telah stabil dan tingkat inflasi dapat ditekan, sehingga harga pasar barang menjadi stabil dan jarang berubah.