Rabu, 15 Juni 2016

Tugas 3 - META ANALISIS HT 1990-1993

PENENTUAN HARGA TRANSFER UNTUK 
PERUSAHAAN DOMESTIK
Oleh Margono
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta


PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

       Perusahaan yang mengalami perkembangan  pesat  dalam  bisnisnya,  seringkali menempuh  dibversifikasi  usahanya  untuk memasuki  berbagai pasar. Diversifikasi merupakan  suatu  usaha  manajeme puncak  untuk   menghadapi  ketidakpastian  yang semakin     tinggi     dalam menghadapi teknologi   dan lingkungan bisnis yang semakin kompleks.     Semaki luas proses diversifikasi   yan dilakukan      ole manajemen puncak,   maka  semakin  diperlukan  pula  berbagai  alat  untuk mengintegrasikan unit- uni organisasi yang tela dibentuk.   Harga transfe merupakan salah satu alat untuk menciptakan   mekanisme integrasi divisi penjualan dan pembelian harus sepakat dalam perusahaan yang mendiversifikasi bisnisnya.
Dalam satu perusahaa yan tela membag unit usahanya / melakukan diversifikasi  dengan    membentuk    pusat-pusat    laba    harga  transfer    telah  menjadi masalah tersendiri bagi  perusahaan tersebut, bilamana antar pusat laba  tersebut  terjadi transfer barang atau jasa di mana   salah satu pusat   laba / divisi berfungsi      sebagai penjual dan divisi  yang lain sebagai pembeli, karena harga transfe bagi    devisi penjual merupaka pendapatan     da sebaliknya bag divisi   pembeli        merupakan biaya. Besarnya  harga  transfe tersebut akan  mempengaruhi  prestasi  masing-masing divisi, karena   prestasi    masing-masing divisi   tersebut    sering   digunakan sebagai pengukur kinerja divisi.
Besarnya pengaruh harga  transfer tersebut terhadap  prestasi masing-masing divisi mengakibatkan adanya pertentangan diantara kedua divisi tersebut. Divisi   penjual menghendaki   harga     transfe yan tingg karena akan mengakibatkan laba  divisi  penjual yang tinggi pula, demikian pula sebaliknya bagi divisi pembelmenginkan harga transfer  yang rendah  untuk menekan biaya sehingga dapat meningkatkan profit atau laba yang diperoleh.  Hal  ini menjadi tantangan bagi perusahaan yang sudah melakukan desentralisasi untuk menyediakan metode penentuan harga transfer yang baik dan memuaskan semua pihak, terutama pada saat krisis ekonomi saat ini.



2.    Rumusan Masalah.

Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis  merumuskan masalah  sebagai berikut : Bagaimana penentuan metoda harga transfer yang baik   sehingga        dapat memuaskan semua pihak, baik divisi penjual atau pembeli maupun bagi perusahaan secara keseluruhan?



3.  Batasan Masalah

Agar  ruang lingkupnya  tidak  terlalu luas  maka akan  memberi batasan    masalah sebagai berikut :
a a.   Perusahaan  tersebut  tidak  mempunyai  anak  /  cabang  di  luar  negeri  (merupakan perusahaan domestik)
b.  Seluruh divisi berada pada lokasi yang sama

c Harga transfer yang dibahas adalah harga transfer dalam pengertian yang sempit Pasar yang ada dalam bentuk persaingan sempurna..Barang yang ditawarkan oleh divisi  penjual merupakan barang  siap pakai sehingga dapat langsung ditawarkan kepada pihak eksternal perusahaan.


4.  Tujuan

Makalah ini ditulis dengan tujuan :

a Untuk mengetahui metode mana yang paling tepat dalam menentukan transfer pricing
b.  Untuk mengetahui kelebihan dari kekurangan masing-masing metode tersebut.



PEMBAHASAN

1. Pengertian Harga Transfer

Untuk lebih mengetahui tentang harga transfer maka   pertama-tam harus mengetahui   definisi     ata art dari     harg transfer itu sendiri Maka   penulis mengambil pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini :
a Charles T. Horngren dan George Poster
Harga  transfer  adaslah  harga  yang  dibebankan  oleh  suatu  bagian  (  subunit, departemen,  divisi  )  dalam  suatu  organisasi    untuk  suatu  produk atau  jasa  yang dipasok kepada bagian lain  dalam  organisasi  yang  sama  atau harga  transfer adalah semua alokasi biaya yang merupakan suatu bentuk penetapan harga transfer.( charles T 1990


b. Garison, R.H.

Dalam arti luas harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat pertanggung-jawaban dalam  suatu organisasi  tanpa memandang bentuk pertanggung- jawabannya, sedang dalam arti sempit harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pertanggung-jawaban yang terlibat merupakan pusat laba ( Garirison ) 1988

c Arif Suadi

Harga transfer adalah harga yang harus dibayar oleh pusat laba konsumen untuk barang dan jasa yang diperolehnya kepada pusat laba produsen. ( Arif Suadi) 1995

  
d.   Mulyadi

Dalam arti luas harga transfer meliputi harga pokok barang atau jasa yang  ditransfer antar pusat pertanggung-jawaban dalam perusahaan, dengan  demikian pengertian  ini juga meliputi semua bentuk alokasi biaya dari  departemen pembantu dan departemen produksi dan harga jual prodmuk atau jasa yang  ditransfer antar pusat lab, sedangkan dalam arti sempit harga transfe merupakan harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba dalam perusahaan yang sama.( Mulyadi ) 1993



2. Karakteristik Harga Transfer

Dari pengertian harga transfer tersebut, penentuan harga transfer yang    mempunyai potensi menimbulkan  banyak  masalah  adalah  penentuan harga  transfer barang antar divisi sebagai pusat laba. Pada hakekatnya harga transfer memiliki tiga karakteristik yaitu

a Masalah  harga  transfer  hanya  timbul  jika  divisi  yang  terkait  diukur  kinerjanya berdasarkan atas laba yang diperoleh merekia dan harga transfer merupakan unsur yang  signifikan  dalam  membentuk  biaya  penuh  produk  yang  diproduksi  divisi pembeli.

b.  Harga transfer selalu mengandung unsur labdidalamnyHarga  transfer  merupakan  alat  untuk  mempertegas  diversifikasi  dan  sekaligus mengintegrasikan divisi yang dibentuk.

3. Syarat Terpenuhinya Harga Transfer.

Untuk menjadi harga transfer yang baik, maka harga transfer tersebut harus memenuhi syarat-syarat berikut ini: ( Antony ) 1998
a a, Sistem harus dapat memberikan informasi yang relevan yang dibutuhkan oleh    suatu pusat laba untuk dapat menentukan trade ofyang optimum   antara biaya       dan pendapatan perusahaan.
b.  b. Laba yang dihasilkan harus dapat menggambarkan dengan baik pengaturan trade off antara biaya da pendapatan yang telah ditetapkan.   Setiap pusat laba harus dapat memaksimalkan laba perusahaan dengan jalan memaksimalkan laba divisinya.
c. c. Tingkat laba yang diperlihatkan oleh masing-masing pusat laba harus dapat mencerminkan besarnya kontribusi laba dari masing-masing pusat laba terhadap laba perusahaan secara keseluruhan.



4. Tujuan Harga Transfer

Harga transfer harus didesain sedemikian rupa sehingga harga transfer tersebut dapat menyajikan informasi yang relevan untuk keputusan trade off antara pendapatan dan biaya, memotivasi manajer untuk mencapai goal congruence, dan membantu kinerja ekonomi pusat laba yang terkait.( Abdul Halim ) 1998     Terjadi ditetapkannya harga transfer antara lain.( Slamet Sugiri ) 1994
a Evaluasi prestasi divisi secara akura
b.  Keselarasan tujuan
c Tetap terjaganya otonomi divisi


5. Metode Penentuan Harga Transfer

Pada  dasarnya  ada  tiga  metode  yang  sering  digunakan  dalam  menentukan harga transfer. Metode tersebut adalah :
1.     Harga transfer berdasar harga pasar (a market based prices)

2.     Harga transfer berdasar biaya (cost based prices)

3.     Harga transfer berdasar negosiasi (negotiated prices)

Ketiga metode tersebut akan diuraikan secara lebih rinci dalam penjelasan berikut ini :


  
1. Harga Transfer Berdasar Harga Pasar.

Sesuai dengan namanya maka harga transfer antar pusat laba didasarkan atas harga pasar produk  tersebut.       Metode    ini    dapat  dipakai  bila  produk  yang dipertukarkan dijual di pasar dengan persaingan  sempurna.  Di dalam harga transfer berdasarkan harga pasar tersebut terdapat prinsip-prinsip ideal dalam penentuan harga transfer yaitu :
a Adanya kompetensi orang dalam setiap divisi
b.   Terdapat iklim organisasi yang baik sehingga setiap manajer divisi sadar bahwa harga transfer   merupakan hal penting dalam pengukuran kinerjanya
c Terdapat harga pasar
d.  Adanya kebebasan setiap manajer divisi 
e Informasi lengkap dan transpara  

Harga transfer berdasarkan harga pasar dianggap paling baik karena mencerminkan kepentingan kedua  pihak  yang independent dan  harga  transfer ini similar dengan harga yang dibebankan  dengan pihak luar. Similar bukan berarti sama dengan  harga  yang    dibebankan  pada  pihak  luar  namun  harga  tersebut    dapat dikurangi dengan biaya biaya yang dapat dikeliminasi atau dihindari dengan menjual dengan pihak internal perusahaan.  Sedang contoh biaya tersebut adalah biaya angkut, biaya pemasaran, potongan tunai, biaya penagihan dan sebagainya.
Kelebihan harga pasar yang lain sehingga merupakan dasar yang baik dalam menentukan harga transfer adalah. ( Supriyono ) 1984
  • Ditentukan oleh pihak-pihak ekstensial perusahaan sehingga menggambarkan transaksi yang independent
  • Harga pasar merupakan dasar yang baik untuk pembuatan keputusan.   Bagi departemen penjual untuk memutuskan akan menjual kepada pihak ekstensial atau kepada pihak internal, demikian pula bagi departemen pembeli harga pasar tersebut dapat dipakai untuk memutuskan akan membeli ke pihak luar atau menerima dari transfer departemen lain.
  • Metode harga pasar menjadikan setiap departemen sebagai satuan bisnis yang terpisah satu sama lain
Sedangkan kelemahan metode harga transfer berdasa harga pasar adalah (Supriyono) 1984
a Tidak semua intermediate product mempunyai harga pasa
b.  Harga pasar seringkali berubah 

2. Harga Transfer Berdasar Biaya

Dalam pembahasan harga transfer ini harga pokok atau biaya yang dimaksud adalah  harga  pokok standar atau  biaya  standar.    Alasamenggunakan metode  ini adalah :
a Pada pasar kompetitif tidak tersedia informasi harga jual produk yang ditransfe
b.   Kesulitan dalam penentuan harga jual  yang disebabkan oleh perselisihan antar manajer divisi
c,   Jika produk yang ditransfer memiliki formula rahasia yang tidak ingin diketahui oleh pihak lain.
Dalam metode ini penentuan mark up perlu diperhatikan.  Mark up dapat ditentukan berdasar penentuan    tingkat laba dan besarnya laba, sehingga mengharuskan manajemen membuat keputusan tentang kiomponen biaya dan laba yang diperhitungkan dalam harga transfer ini.
Di dalam metode cost based pricing terdapat dua pendekatan yang umumdipakai dalam penentuan harga transfer yaitu :

d.  Full costing

Harga transfer = Biaya Penuh + Laba

Dimana biaya penuh tersebut dapat terdiri dari :

1.  Biaya Variabel

a Biaya bahan baku 
b.  Biaya tenaga kerja
c Biaya Overhead variabel 
d.  Biaya administrasi dan umum variabe
e Biaya pemasaran variabel
f Variabel costing

Harga transfer : Biaya-biaya variabel yang dikeluarkan


  
2. Biaya Tetap

a Biaya Overhead pabrik tetap

b.  Biaya administrasi dan umum teta
c Biaya pemasaran tetap
Laba dapat ditentukan berdasarkan prosentase dari aktiva tetap, baik aktiva lancar dan tidak lancar.



3. Harga Transfer Berdasar Negosiasi

Harga  transfer    memiliki  dampak  yang  berbeda  bagi  divisi  penjual  dan divisi pembeli Bila menguntungkan divisi penjual maka akan merugikan divisi pembeli, demikian pula sebaliknya, maka penentuan harga transfer ini harus dinegosiasikan atau dirundingkan dahulu oleh para manajer divisi yang terlibat.

Negosiasi antar divisi akan membantu tercapainya tujuan transfer pricing itu sendiri.  Harga transfer berdasar negosiasi harus melihat opportanty cost-nya.  Sebagai contoh bahan negosiasi adalah laba yang harus dicapai oleh pusat laba dari laba yang sejauh ini  telah  diterimanya.    Namun harga transfer berdasar negosiasi itu sendiri memiliki kelemahan tersendiri dan kelemahan tersebut diantaranya:
a a.  Divisi yang mempunyai informasi yang lebih baik, yang akan unggul dari divisi lain
b.  b. Kinerja  divisi  akan  dipengaruhi  oleh  kemampuan  manajer  dalam  melakukan negosiasi
c Membutuhkan waktu dan biaya

Dan metode ini juga mempunyai kebaikan yaitu apabila divisi penjual mempunyai kapasitas  yang menganggur sedangkan pasar produk ini sempat, maka akan menguntungkan perusahaan secara keseluruhan.




KESIMPULAN

Dalam suatu perusahaan yang sudah melakukan divisonalisasi, dan diantara divisi tersebut melakukan transfer barang maka penentuan harga transfer menjadi masalah yang penting  dalam  perusahaatersebut.    Hal  ini  disebabkan  oleh  besarnya  pengaruh  harga transfer tersebut terhadap kontribusi margin yang dapat diberikan oleh masing-masing divisi tersebut dalam suatu perusahaan, karena hal tersebut dijadikan acuan untuk mengukur kinerja atau prestasi masing-masing divisi tersebut.
Oleh sebab itu harga transfer yang ditetapkan harus dan diaharpkan dapat memuaskan dan menguntungkan baik divisi penjual ataupun pembeli serta mendukung tercapainya goal congruence perusahaan pada umumnya dan meningkatkan profit yang diperoleh perusahaasecara maksimal pada khususnya, sehingga dalam penentuan harga transfer ini tidak boleh ada kepentingan salah satu divisi baik divisi penjual ataupun pembeli dikalahkan atau dengan kata lain mementingkan kepentingan salah satu divisi saja. Hal ini akan mengurangi profit perusahaan secara keseluruhan, oleh sebab itu ketepatan penentuan harga transfer menjadi sangat penting.
Di dalam batasan masalah penulis telah memberikan batasan bahwa pengertian harga transfer yang dibahas adalah harga transfer dalam arti sempit. Perusahaan yang dibahas merupakan perusahaan domestik dalam artian semua divisi berada dalam satu negara dan beroperasi di lokasi yang sama, pasar barang yang ditransferkan berada dalam persaingan sempurna dan barang tersebut merupakan barang jadi yang dapat langsung dipasarkan ke pihak eksternal perusahaan sehingga barang tersebut pasti mempunyai harga pasar.
Setela meliha batasa masala tersebut keunggulan,   kelemaha serta pembahasan mengenai metode penentuan harga transfer yang terbaik serta yang paling menguntungkan adalah dengan menggunakan metode harga transfer berdasarkan harga pasar atau market based pricing.
Penulis menganggap market based pricing adalah yang   terbaik karena selain kelebihan yang telah diungkapkan pada bab sebelumnya juga karena metode harga pasar tersebut mempunyai kelebihan daripada metode lain. Metode ini dapat :
a memenuhi kriteria harga transfer yang baik

b.  dapat menunjang atau mendorong tercapainya goal congruence perusahaan.

     Namun metode penentuan harga transfer berdasar harga pasar ini juga mempunyai kekurangan.  Kekurangan ini semakin nyata dalam kondisi ekonomi yang sedang mengalami krisis ini.  Hal ini disebabkan oleh kecendeerungan harga yang selalu berubah dari waktu ke waktu, sehingga perusahaan harus sering menghitung harga transfer.  Tetapi kelemahan ini akan hilang bila keadaan ekonomi telah kembali normal, nilai rupiah telah stabil dan tingkat inflasi dapat ditekan, sehingga harga pasar barang menjadi stabil dan jarang berubah.