TRANSLASI MATA UANG ASING
NAMA KELOMPOK:
Buldan Abdul Latif
( 21212525 )
Dede Tantan
( 21212783 )
4EB13
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
PENDAHULUAN
Salah
satu isu teknikal yang penting dalam akuntansi internasional adalah masalah
penjabaran atau translasi (translation)
laporan keuangan dalam mata uang asing. Yang dimaksud dengan translasi,
khususnya dalam akuntansi, adalah suatu proses dimana data keuangan yang
dinyatakan dalam suatu mata uang dinyatakan kembali (restated) dalam mata uang lain.
Akuntansi
bagi translasi mata uang asing tidak diragukan lagi merupakan suatu isu
kontroversional yang dihadapi oleh perusahaan multinasional terutama dalam
menyiapkan laporan keuangan konsolidasi menyangkut posisi keuangan dan hasil
operasi baik domestik maupun luar negeri.
Fakta
bahwa nilai tukar mata uang asing yang tidak tetap ini menimbulkan dua masalah
pokok dalam akuntansi. Akuntansi harus memilih nilai tukar mana yang paling
cocok untuk digunakan dalam translasi asset atau hutang yang dinyatakan dalam
mata uang asing. Selanjutnya akuntan harus menentukan bagaimana ia
memperlakukan laba atau rugi (gain or
loss) yang timbul akibat berubahnya nilai tukar mata uang asing tersebut.
PENGERTIAN TRANSLASI
Pengertian
Translasi Translation adalah proses pernyataan kembali informasi laporan
keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain. Isu kurs dikombinasikan dengan
berbagai methode translasi yang dapat digunakan dan perlakuan “Laba/Rugi”
translasi yang berbeda membuat perbandingan hasil-hasil laporan keuangan dari
satu perusahaan ke perusahaan lain atau perusahaan yang sama dalam periode yang
berbeda menjadi hal yang sulit.
Translasi mata
uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke
mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan
laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi
mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan
mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Transaksi mata
uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap. Kurs
pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi
antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah
tingkat mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung.
Kurs pada pasar
forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah
ditetapkan untuk masa yang akan datang. Transaksi pada pasar forward
mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu
pasar forward.
Transaksi kurs
swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan, atau
penjualan spot dan pembelian forward mata uang.
ALASAN TRANSLASI
Perusahaan-perusahaan
yang memiliki banyak operasi di luar negeri tidak bisa menyiapkan laporan
keuangan konsilidasi kecuali jika perkiraan-perkiraan mereka serta
perkiraan-perkiraan perusahaan anaknya dinyatakan dalam mata uang yang homogen.
Seseorang tidak dapat menjumlahkan begitu saja Yen Jepang, Rupiah Indonesia,
Dollar AS secara bersamaan dan mendapatkan hasil yang berguna. Untuk itu
diperlukan kerangka mata uang tunggal dan biasanya berupa mata uang pelaporan
perusahaan induk. Saldo-saldo mata uang asing tersebut akan disajikan kembali
kedalam mata uang tunggal yang ekuivalen.
Alasan-alasan
lain bagi translasi mata uang asing adalah, sebagai berikut:
1.
Untuk mencatat transaksi-transaksi mata uang asing.
2.
Untuk melaporkan aktivitas-aktivitas cabang dan anak
perusahaan anak internasional.
3.
Untuk melaporkan hasil-hasil operasi independen diluar
negeri.
METODE TRANSLASI MATA UANG ASING
v Metode
Kurs Tunggal (Single Rate)
v Metode
kurs berganda (Multiple Rate)
· metode
kini – non kini (current-non current)
· metode
moneter – non moneter
· metode
temporal Lana Sularto.
TRANSLASI MATA UANG ASING
1.
Metode Nilai Tukar Tunggal
2.
Metode Nilai Tukar Ganda
3.
Metode Current-Noncurrent
4.
Metode Moneter-Nonmoneter
5.
Metode Kurs Sementara
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI
MATA UANG ASING
Pendekatan
akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang asing, yaitu:
1. Penangguhan
2. Penangguhan
dan Amortisasi
3. Penangguhan
Sebagian
4. Tidak
Ada Penangguhan
PENGEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI
MATA UANG ASING
Beberapa perspektif historis tentang akuntansi
translasi mata uang asing di Negara Amerika, sebagai berikut:
Ø Pra - 1965
Praktik translasi mata uang asing masih dipandu oleh
BAB 12 dari Accounting Research Bulletin No. 43.
Ø 1965-1975
Translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan
penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini diperbolehkan setelah Accounting
Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
Ø 1975-1981
FASB mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975.
Ø 1981-Sekarang
GAMBARAN STANDAR NO. 52/STANDAR
AKUNTANSI INTERNATIONAL 21
Translasi
saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional Prosedur kurs saat ini yang
digunakan adalah:
1. Seluruh
asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai
tukar yang berlaku pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs
historis.
2. Pendapatan
dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada waktu
transaksi, walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk
kelayakan.
3. Keuntungan
dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang
terpisah. Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan
laba-rugi hingga operasional luar negeri telah terjual atau investasi telah
diputuskan tidak bernilai.
Translasi
saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
1) Aset
dan kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu
ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada saat laporan keuangan;
item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis.
2) Pendapatan
dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode
kecuali item yang berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya penjualan
dan beban depresiasi), yang ditranslasikan menggunakan kurs historis.
3) Keuntungan
dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam pendapatan lancar.
FASB
mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun
1981.
GAMBARAN
STANDAR NO. 52/STANDAR AKUNTANSI INTERNATIONAL 21
Translasi saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang
Fungsional
Prosedur kurs saat ini yang digunakan adalah:
1. Seluruh
asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai
tukar yang berlaku pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs
historis.
2. Pendapatan
dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada waktu
transaksi, walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk
kelayakan.
3. Keuntungan
dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang
terpisah. Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan
laba-rugi hingga operasional luar negeri telah terjual atau investasi telah
diputuskan tidak bernilai.
Translasi
saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
1) Aset
dan kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu
ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada saat laporan keuangan;
item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis.
2) Pendapatan
dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali
item yang berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban
depresiasi), yang ditranslasikan menggunakan kurs historis.
3) Keuntungan
dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam pendapatan lancar.
TRANSLASI SAAT MATA UANG ASING ADALAH
MATA UANG FUNGSIONAL
Usaha gabungan asing mungkin akan tetap mencatat
pembukuannya dalam satu mata uang asing saat mata uang fungsionalnya adalah
mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan keuangan akan dihitung ulang
dari mata uang local ke dalam mata uang fungsional (metode kurs sementara) lalu
ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan metode kurs saat ini.
PERMASALAHAN
PERHITUNGAN
v Perspektif
Laporan
v Harga
Perolehan
v Konsep
Pendapatan
v Laba
Terkelola
TRANSLASI MATA UANG ASING DAN
INFLASI
Hubungan terbalik antara tingkat inflasi sebuah
negara dengan nilai eksternal mata uangnya telah ditunjukkan secara empiris.
Sehingga penggunaan kurs saat ini untuk mentranslasikan biaya asset nonmoneter
yang bertempat dalam kondisi yang cenderung berinflasi akan menghasilkan
padanannya mata uang domestic jauh di bawah nilai aslinya.
Evaluasi dan pemilihan metode translasi mata uang
asing. Metode konversi mata uang
Diseluruh dunia setidaknya dikenal 4 jenis metode
konversi mata uang, yaitu :
1) Metode
Current/Non current
Metode ini merupakan metode yang paling tua di
antara metode konversi mata uang. Dengan metode ini, semua asset dan kewajiban
lancer dari cabang-cabang perusahaan dikonversikan dalam mata uang Negara asal
dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada saat neraca disusun. Sedang asset dan
kewajiban yang tidak lancar (noncurrent),seperti biaya depresiasi,
dikonversikan pada kurs histories, yaitu kurs pada saat asset diperoleh ataupun
pada saat kewajiban terjadi. Oleh karena itu, cabang perusahaan di luar negeri
yang memiliki modal kerja yang dinilai positif dalam mata uang local akan
meningkatkan resiko rugi (translation loss) akibat devaluasi dengan metode
current/non current. Sebaliknya bila modal kerja ternyata negative dinilai
dalam mata uang local berarti terdapat keuntungan (translation gain) akibat
revaluasi dengan metode tersebut.
Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan
unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva
lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan
dalam mata uang asing sama-sama menghadapi risiko nilai tukar. Hal ini tentu
tidak tepat. Sebaliknya, translasi utang jangka panjang berdasarkan kurs
histories mengalihkan pengaruh mata uang yang berfluktuasi kedalam tahun
penyelesaian.
2) Metode
Monetary/non monetary
Asset moneter (terutama kas, surat-surat berharga,
piutang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban moneter (terutama utang
lancar dan utang jangka panjang) dikonversi pada kurs saat ini. Sedang pos-pos
nonmoneter, seperti stock barang, asset tetap, dan investasi jangka panjang,
dikonversi pada kurs histories.
Pos-pos dalam laporan laba/rugi dikonversi pada kurs
rata-rata pada periode tersebut, kecuali untuk pos penerimaan dan biaya yang
berkaitan dengan asset dan kewajiban non moneter. Biaya depresiasi dan biaya
penjualan dikonversi pada kurs yang sama dengan pos dalam neraca. Akibatnya,
biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan kurs yang berlainan dengan kurs
yang digunakan untuk mengkonversi penjualan. Perlu diperhatikan bahwa metode
moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan
kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat.
Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan
berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur
sebesar biaya perolehan dan kurs translasi histories.
3) Metode
temporal
Dengan
menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi
pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode tidak mengubah atribut
suatu pos yang diukur, malainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi
saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi
pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya.
Metode ini merupakan modifikasi dari metode
moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam metode moneter/non moneter, persediaan
(inventory) selalu dikonversi dengan kurs histories. Sedang dalam metode
temporal, persediaan umumnya dikonversi dengan kurs histories, namun bisa saja
dikonversi dengan kurs saat ini apabila persediaan tersebut dicatat dalam
neraca dengan nilai pasarnya. Secara teoritis, metode temporal lebih menekankan
pada evalusai biaya (histories ataukah pasar).
Pos-pos dalam laporan laba/rugi umumnya dikonversi
dengan kurs rata-rata pada periode laporan. Sedang biaya penjualan, cicilan
utang, dan depresiasi yang berkaitan dengan pos-pos dalam neraca dikonversi
dengan kurs histories (harga di masa lalu).
4) Metode
Current rate
Metode ini merupakan metode yang paling mudah karena
semua pos neraca dan laba/rugi dikonversi dengan kurs saat ini. Metode ini
direkomendasi oleh Ikatan Akuntan Inggris, Skotlandia, dan Wales, serta secara
luas digunakan oleh perusahaan-perusahaan Inggris. Dengan metode ini, bila
asset yang didenominasi dalam valas melebihi kewajiban dalam valas, suatu
devalusai akan menghasilkan kerugian. Variasi dari metode ini adalah
mengkonversi semua asset dan kewajiban, kecuali asset tetap bersih yang
dinyatakan dengan kurs saat ini.
TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING
Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata
uang asing adalah penyelesainnya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi,
transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau
menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing
atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.
Suatu transaksi mata uang asing dapat berdenominasi
dalam satu mata uang, tetapi diukur atau dicatat dalam mata uang yang lain.
Untuk memahami mengapa hal ini terjadi, petimbangkanlah pertama-tama istilah
mata uang fungsional. Mata uang fungsional sebuah perusahaan diartikan sebagai
mata uang lingkungan ekonomi yang utama dimana perusahaan beroperasi dan
menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak perusahaan luar negeri relative
berdiri sendiri dan terintegrasi dalam Negara asing (yaitu sutau anak
perusahaan yang menghasilkan produk untuk distribusi setempat), umumnya akan
menghasilkan dan mengeluarkan uang dalam mata uang local (Negara-negara domisili).
Dengan demikian mata uang local (contoh euro untuk anak perusahaandari suatu
perusahaan AS yang berada di Belgia) adalah mata uang fungsionalnya.
Untuk menggambarkan perbedaan antara suatu transaksi
yang berdenominasi dalam suatu mata uang tetapi diukur dalam mata uang lainnya,
misalkan sebuah anak perusahaan AS di Hong Kong membeli persediaan barang
dagangan dari Republik Rakyat Cina yang dibayarkan dalam renmimbi. Mata uang
fungsional anak perusahaan adalah dollar AS. Dalam kasus ini, anak perusahaan akan
mengukur transaksi mata uang asing yang berdenominasi dalam renmimbi ke dalam
dollar AS, mata uang yang digunakan dalam catatan bukunya. Dari sudut pandang
induk perusahaan, kewajiban anak perusahaan berdenominasi dalam renmimbi,
tetapi diukur dalam dollar AS, mata uang fungsionalnya, untuk keperluan
konsolidasi
HUBUNGAN TRANSLASI MATA UANG ASING DENGAN INFLASI
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya
perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada
akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh
lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba
yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi
yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih
menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar
yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar
negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi
yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan
yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB
menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang
digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52
mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar
negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan
mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan
kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas
pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio
keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah
akuntansi untuk inflasi asing.
PELAPORAN
DAN PENGUNGKAPAN AKUNTANSI INTERNASIONAL
Perkembangan Pengungkapan
Pelaporan
adalah Proses mengidentifikasi, mengelompokkan dan menghitung aktivitas ekonomi
dan transaksi, memberikan masukan mendalam mengenai profitabilitas dan operasi.
Sedangkan Pengungkapan adalah Proses mengomunikasikan kepada para pengguna .
Praktek pengungkapan sangat berkaitan dengan system akuntansi. Standar dan
Praktek pengungkapan dipengaruhi oleh sumber sumber keuangan, system hukum ,
ikatan politik dan ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan,
budaya dan lain lain.
Perkembangan
sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi.
Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan,
sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat
pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya.
Perbedaan
nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola
perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo
Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan
perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan
cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan
terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan
yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan
nilai pemegang saham yang meningkat.
Di
kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara
pasar yang berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat
terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi
sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya
memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.
PRAKTIK
PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
Praktik
pengungkapan dan pelaporan berbeda di seluruh dunia seperti laporan arus kas
dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar
aktiva, dan kewajiban keuangan dan laba per saham.
Pengungkapan
Informasi Progresif
Pengungkapan informasi progresif adalah pertimbangan
tinggi yang relevan di dalam kesetaraan pasar dunia. Pengungkapan informasi
yang melihat masa depan dianggap sangat relevan dalam pasar ekuitas di sekuruh
dunia. Informasi yang melihat masa depan mencakup ramalan pendapatan, laba rugi
per saham, pengeluaran modal dan pos keuangan lainnya, informasi prospektif
mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila
dibandingkan dengan proyeksi pos periode fiscal dan proyeksi jumlah, dan
laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.
1. Ramalan
pendapatan, laba rugi, laba rugi persaham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan
lainnya.
2. Informasi
prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti
bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiscal, dan proyeksi jumlah.
3. Laporan
rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan
Pengungkapan Segmen
Investor dan analisis menuntut informasi hasil
perusahaan industri dan segmen geografis usaha dan keuangan signifikan dan
berkembang. Pengungkapan segmen membantu para pengguna laporan keuangan untuk
memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam sutu perusahaan
berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki
dorongan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan
saat mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi
Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung
pandangan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan
meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana
perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para
investor.
Sejumlah
aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak
ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan
akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat
transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik
pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk
memastikan bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu,
lengkap dan akurat.
Pelaporan Pertanggungjawaban Sosial
Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukan
tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut pihak pihak yang
berkepentingan (stakeholders), karyawan, pelangan, pemasok, pemerintah,
kelompok aktifis dan masyarakat umum
Laporan
pertanggungjawaban sosial mengacu pada pengukuran dan komunikasi informasi
tentang pengaruh perusahaan terhadap kemakmuran pegawai, komunitas sosial dan
lingkungan.
Pengungkapan Khusus bagi Pengguna Laporan Keuangan
Non-Domestik dan Prinsip Akuntansi yang Digunakan
Laporan
keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna
laporan keuangan non domestik, meliputi :
(1)
“Laporan ulang yang mudah” tentang
informasi keuangan ke dalam mata uang asing;
(2) pembahasan
perbedaan antara prinsip akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan utama
dan beberapa ketetapan prinsip akuntansi lainnya;
(3) posisi
laporan keuangan ulang terbatas di ketetapan prinsip akuntansi kedua;
(4) sebuah
laporan keuangan lengkap disiapkan yang berhubungan dengan ketetapan prinsip
akuntansi kedua.
Pengungkapan Pengelolaan Perusahaan
Pengelolaan perusahaan adalah sistem dimana
perusahaan diarahkan dan dikendalikan. Diantara permasalahan pengelolaan
perusahaan adalah hak dan perlakuan pemegang saham, pertanggungjawaban direksi,
pengungkapan dan transparansi, dan peran pemegang saham.
Pengungkapan
dan Laporan Bisnis di Internet
Pengungkapan dan pelaporan bisnis juga dapat
dilakukan melalui internet, dimana semua pihak yang berkepentingan dapat
mengakses informasi keuangan. Dengan menggunakan internet, investor juga dapat
melakukan transaksi perdagangan dan membuat keputusan investasi dengan satu
klik.
World
Wibe Web terus digunakan sebagai sebuah ruang penyebaran informasi, dengan
media cetak yang selalu mendapat peran kedua.
Sebuah perkembangan penting yang akan memfasilitasi
pelaporan bisnis melalui Web adalah eXtensible Bussiness Reporting Language
(XBRL) yaitu sebuah sistem penamaan informasi atau data.
IMPLIKASI BAGI PARA PENGGUNA
LAPORAN KEUANGAN DAN PARA MANAJER
Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus
sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib,
tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia.
Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah
harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan
dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka.
Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih
banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para investor dan analis
keuangan, seperti pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh
keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan
yang ketat.
DAFTAR PUSTAKA
Sari,
Diana. 1999. Translasi Mata Uang Asing; Jurnal Akuntansi
Tan,
Yuliawati. 2001. Mata Uang Fungsional Sebagai Mata Uang Pelaporan dan
Pencatatan Sesuai
PSAK 52; Volume 10 No.1
http://www.slideshare.net/SasaRycrizzh1/translasi-mata-uang-asing-akuntansi-international
Tidak ada komentar:
Posting Komentar