NAMA : BULDAN ABDUL LATIF
NPM : 21212525
KELAS : 1EB10
TUGAS : SOFTSKILL
MATAKULIAH : PEREKONOMIAN INDONESIA
NPM : 21212525
KELAS : 1EB10
TUGAS : SOFTSKILL
MATAKULIAH : PEREKONOMIAN INDONESIA
Akhirnya setelah terjadi penolakan
mengenai kenaikan harga BBM dari banyak pihak baik itu mahasiswa, para buruh
maupun pemerhati ekonomi di indonesia, maka Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia (DPR-RI) Marzuki Ali secara sah menaikkan harga BBM pada tanggal 22
Juni 2013. Harga premium yang semula adalah Rp. 4.500,- per liter menjadi Rp.
6.500 per liter, sedangkan untuk solar yang semula Rp. 4.500,- per liter
menjadi Rp. 6.500,- perliter.
Pemerintah beralasan bahwa kenaikan
BBM ini adalah untuk mendorong akselerasi pembangunan infrastruktur dan
sejumlah sektor vital di Tanah Air. Harga BBM bersubsidi sebaiknya dinaikkan
hingga mendekati harga pasar. Kompensasi kenaikan harga BBM bag! rakyat miskin
dan hampir miskin bisa diberikan secara langsung berupa bahan pangan dan
bantuan lainnya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin
Nasution mengatakan, kenaikan harga BBM kemungkinan tidak dapat dihindari.
Meski begitu, pemerintah hendaknya menaikkan harga BBM secara bertahap dan
konsisten. BI menyarankan kenaikan harga BBM berlangsung selama tiga kali agar
dampaknya tidak terlalu memberatkan masyarakat
Salah satu bentuk kompensasi dari
kenaikan harga BBM yang ditawarkan oleh Pemerintah adalah melalui Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang juga sering menjadi sebuah akronim
yaitu “Balsem”. Sistem dari BLSM ini adalah membagikan uang tunai sebesar
Rp. 150.000,- per bulan untuk setiap keluarga miskin yang ada selama empat (4)
bulan. Uang tunai ini akan dibagikan melalui Kantor Pos pada bulan Agustus dan
September 2013. Yang hendak mencairkan BLSM di Kantor Pos cukup dengan
menunjukkan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang juga didistribusikan oleh
Pemerintah melalui institusi yang sama.
Sedangkan sebagai solusi jangka
panjang dari kenaikan harga BBM ini Pemerintah menawarkan beberapa alternatif
lainnya : PNPM, Program Keluarga Harapan (PKH), keluarga sejahtera, Beras unutk
Rakyat Miskin (Raskin), beasiswa pendidikan berupa Bantuan Siswa Miskin
(BSM), pembangunan air bersih, irigasi, nelayan dan sebagainya ke seluruh
desa-desa, petani dan nelayan, yang akan terus ditingkatkan l\ke seluruh
wilayah Indonesia.
Lalu kemudian muncul pertanyaan
mengenai keefektifan dari penerapan program BLSM ini oleh Pemerintah. Hal ini
dikarenakan basis data yang digunakan sebagai dasar pendataan masyarakat miskin
yang dipergunakan untuk program BLSM ini adalah Pendataan Program Perlindungan
Sosial tahun 2011 (PPLS 2011). Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam rentang waktu
antara tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 ini sudah tentu terjadi perubahan
dalam jumlah masyarakat miskin di Indonesia. Baik itu semakin bertambah, maupun
menurun sejak dengan data PPLS 2011.
Ada pula berita mengenai sejumlah
oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai kontrak daerah, pengusaha dan bahkan
isteri pejabat, justru terdata sebagai penerima BLSM di Kota Waingapu.
Berdasarkan data di Kantor Pos Cabang Waingapu (Kabupaten Sumba Timur, Provinsi
Nusa Tenggara Timur), tercatat sejumlah nama yang seharusnya tidak berhak
menerima BLSM.
Program BSLM yang mirip bantuan
langsung tunai (BLT) juga dinilai kurang tepat sasaran. Pertama; terkait makin
dekatnya dengan Pemilu 2014, program itu tersebar isu mengenai tujuan
pencitraan yaitu menguntungkan partai dan pihak tertentu. Kedua; kurang
mendidik karena penerima merasa mendapat rezeki tiba-tiba sehingga pemakaiannya
cenderung konsumtif.
SUMBER :
http://umpitanababan.wordpress.com/2013/07/01/tugas-softskill-perekonomian-indonesia-efektivitas-bantuan-langsung-sementara-tunai-blsm-untuk-rakyat-indonesia-dengan-adanya-kenaikan-bahan-bakar-minyak-bbm/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar