Pertumbuhan
Ilmu di dunia Barat berlangsung luar biasa cepatnya sehingga negar-negara yang
sedang berkembang dan para sarjananya terpontang-panting ketinggalan.
Pertumbuhan ilmu itu hanya dapat diikuti para mahasiswa kalau mereka memperoleh
pendidikan diperguruan tinggi yang lengkap perpustakaannya, menerima pengajaran
dari para dosen yang tinggi semangat ilmiahnya, sekaligus para mahasiswa
sendiri melakukan studinya dengan sikap maju yang membara, kebiasaan akademik
yang baik, dan keterampilan yang sudi yang tepat.
Tetapi,
sayang sekali sikap maju, kebiasaan akademik, dan keterampilan studi yang
demikian itu tidak banyak tampak pada mahasiswa Indonesia. Kebanyakan dari
mereka melakukan studi secara santai saja; hanya tampak sibuk menjelang waktu
ujian; sewaktu jam-jam kosong dari pelalajran umumnya duduk-duduk mengobrol
diantara teman-teman, tak terlihat gairah untuk membaca buku sebanyak-banyaknya
dan berusaha menguasai pengetahuan ilmiah seluas mungkin, termasuk keterampilan
studi yan baik.
Tugas
pertama dan utama dari setiap mahasiswa di perguruan tinggi ialah melakukan
studi. Itupun harus dilakukannya dengan penuh semangat dan pada setiap
kesempatan yang tersedia. Dengan demikian, barulah ia dapat meraih sukses di
perguruan tinggi.
Menurut pengamatan
Walker Pauk, Direkstur Pusat Studi dari Universitas Cornell di Amerika Serikat,
mahasiswa yang sukses dinegara itu menunjukaj empat ciri menonjol berikut:
- Mahasiswa yang sukses memiliki sebuah tujuan pendidikan yang jelas (a clear educational goal)
- Mahasiswa yang sukses menyadari bahwa tahun-tahun diperguruan tinggi memberikan suatu kesempatan yang khas untuk pertumbuhan intelektual (a unique opportunity for intelectual development). Oleh karena itu, ia bersedia mengesampingkan kepentingan-kepentingan lainnya untuk memanfaatkan kesempatan itu.
- Mahasiswa yang sukses memiliki berbagai keterampilan study yang baik (good study skill)
- Mahasiswa yang sukses memiliki kemauan mencapai sukses (the will to succeed)
Bagi
negara Indonesia, para mahasiswa harus bekerja lebih banyak dan berusah lebih
tekun dalam studinya kalau ingin mengikuti pertumbuhan ilmu yang begitu cepat.
Hanya dengan berusaha lebih serius dan bekerja lebih keras, mereka kelak dapat
menjadi sarjana-sarjana yang bermutu dan dengan demikian nagara ini tidak
ketinggalan semakin jauh dalam dunia keilmuan.
Para
mahasiswa Indonesia tidak cukup hanya mencapai sukses saja selama studinya
diperguruan tinggi, melainkan harus bersungguh-sungguh bertekad dan berikhtiar
agar menjadi mahasiswa yang unggul. Seorang mahasiswa yang unggul ialah
mahasiswa yang penuh semangat untuk maju dan penuh gairah untuk melakukan
studi, yang menguasai segenap keterampilan yang baik untuk melakukan studi
secara tangkas, dan setiap hari sungguh-sungguh melakukan studi dengan penuh
perhatian untuk menimba ilmu pengetahuan ilmiah seluas-luasnya. Jadi, seorang
mahasiswa yang unggul haruslah menunjukan tiga ciri pokok yang merupakan ciri
keunggulan, yaitu dalam hal:
- Semangat : yakni hasrat studi yang sangat bergairah sehingga dapat melakukan konsentrasi penuh.
- Tindakan : yakni usaha yang nyata setiap hari untuk melakukan studi dengan perencanaan dan keteraturan sehinga pengetahuan ilmiah senantiasa bertambah luas dan mendalam.
- Keterampilan : yakni berbagai sitem , metode, dan teknik yang baik dalam usaha menuntuk ilmu secara tangkas.
Ketiga
ciri penting mahasiswa yang unggul itu dapatlah kiranya secara singkat
didapatkan menjadi sebuah asas, yakni budaya studi. Kebalikannya ialah budaya
bermain-main. Setiap mahasiswa yang unggul mencerminkan dalam diri
pribadinya dan memancarkan ke luar pada perilakunya yang nampak melalui budaya
studi. Ia menampilkan semangat maju yang tinggi untuk menggali ilmu
sebanyak-banyaknya dan melakukan perbuatan yang nyata untuk studi secara
terencana dan teratur dengan berbagai keterampilan yang baik. Hal itu merupakan
kebalikan dari seorang mahasiswa dengan budaya main-main yang keluyuran
dikampus, mengobrol kesana-kesini omongan kosong, bermalas-malasan kurang
selera studi, dan kalaupun ia melakukannya hanya asal belajar acak-acakan
sehingga kemajuannya amat lambat dan prestasinya sangat kecil. Dengan singkat,
budaya studi dimiliki oleh mahasiswa yang unggul, sedang kebalikannya budaya
bermain-main dimiliki oleh mahasiswa yang keropos. Mahasiswa yang keropos
sebaiknya segera meninggalkan perguruan tinggi dan bekerja saja dari pada
membuang-buang waktu dan biaya yang akhirnya mengalami kegagalan studi.
Perguruan
tinggi sering dianggap sebagai suatu persiapan untuk menghadapi kehidupan
dimasa depan. Tetapi, sesunggunya perguruan tinggi bukanlah semata-mata suatu
persiapan untuk hidup, melainkan juga kehidupan itu sendiri. Hal ini ditegaskan
pula oleh dua ahli keterampilan studi James Deese dan Elin Deese yang penutup
buku mereka menyatakan:
“College isn’t training for life; it is life.”
(Perguruan tinggi bukanlah latihan untuk kehidupan;
ini adalah kehidupan)
Oleh
karena perguruan tinggi adalah kehidupan itu sendiri maka studi diperguruan
tinggi dan hidup dikampusnya hendaknya dihayati sebaik mungkin, diperjuangkan
dengan penuh semangat, dan dijalani secara tekun sehingga kelak seorang
mahasiswa dapat keluar dari kehidupan itu sebagai sarjana yang bermutu. Salah
satu langkah untuk menjadi sarjana yang bermutu ialah berusaha memahami dan menguasai
seluk-beluk studi beserta berbagai keterampilannya.
Sepenuhnya dikutip dari:
The Liang Gie. 1998. Cara belajar yang efisien.
Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar