Mengawali tahun 2014, Bank Indonesia mengadakan
pertemuan awal tahun dengan media massa selama 3 hari berturut-turut dari
tanggal 15 sampai 17 Januari 2014 di Jakarta. Pada pertemuan tersebut jajaran
Dewan Gubernur Bank Indonesia memaparkan hasil evaluasi perekonomian 2013,
perkiraan untuk tahun 2014 dan arah kebijakan Bank Indonesia ke depan.
Di tahun 2013 yang bisa dibilang tidak mudah,
ekonomi Indonesia diprakirakan mampu tumbuh sebesar 5,7% (yoy). Meskipun lebih
rendah dari tahun sebelumnya, namun angka tersebut merupakan sebuah prestasi.
Pasalnya, tekanan pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) meningkat, dibarengi
dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Inflasi pun berada di atas sasaran inflasi
yang ditetapkan Bank Indonesia ketika awal tahun 2013 yang lalu yakni di 4,5%
±1%. Realisasi inflasi tercatat di angka 8,38% (yoy) sampai akhir 2013.
Hal ini tidak terlepas dari berbagai tekanan yang
dihadapi. Pertama, guncangan ekonomi terjadi di pasar keuangan global.
Ketidakpastian pasar keuangan global meningkat sejalan dengan sentimen negatif
terhadap rencana pengurangan stimulus moneter alias tapering off di AS.
Sementara kondisi ekonomi global yang menurun akhirnya mengakibatkan terjadinya
guncangan kedua. Guncangan kedua ini adalah tekanan terhadap NPI tahun
2013. Defisit transaksi berjalan diprakirakan mencapai 3,5% dari Produk
Domestik Bruto (PDB). Lebih tinggi pula dari defisit pada tahun 2012 sebesar
2,8%. Surplus di sisi transaksi modal dan finansial pun menurun. Tak sampai di
situ, nilai tukar rupiah di tahun 2013 juga terus terdepresiasi disertai
volatilitas yang meningkat. Pelemahan rupiah ini searah dengan pelemahan mata
uang di negara kawasan.
Kondisi terkini menunjukkan stabilitas ekonomi
kembali terkendali. NPI Triwulan IV 2013 membaik ditopang penurunan defisit
transaksi berjalan. Inflasi bulanan menurun dan berada dalam pola normal. Tahun
2014, NPI diperkirakan membaik seiring penurunan defisit transaksi berjalan.
Inflasi pada 2014 dan 2015 diperkirakan juga terkendali dalam kisaran 4,5±1%
dan 4,0±1%. Pertumbuhan ekonomi pada 2014, diperkirakan mendekati batas
bawah kisaran 5,8-6,2% sejalan proses konsolidasi ekonomi domestik menuju ke
kondisi yang lebih seimbang.
Arah kebijakan Tahun 2014
Arah kebijakan Bank Indonesia difokuskan dan
terbagi menjadi 3 (tiga) cakupan kebijakan, yaitu menjaga stabilitas sistem
keuangan, mengelola inflasi ke arah yang lebih baik dan mempersempit defisit
neraca pembayaran. Kebijakan Bank Indonesia di 2014 tetap mengutamakan
penguatan bauran kebijakan di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem
pembayaran.
Di bidang moneter, kebijakan tetap diarahkan untuk
mengendalikan inflasi menuju sasarannya dan defisit transaksi berjalan ke
tingkat yang sehat, melalui kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar
sesuai fundamentalnya. Di bidang makro prudensial, kebijakan diarahkan untuk
memitigasi risiko sistemik di sektor keuangan serta pengendalian kredit dan
likuiditas agar sejalan dengan pengelolaan stabilitas makroekonomi. Di bidang
sistem pembayaran, kebijakan diarahkan untuk pengembangan industri sistem
pembayaran yang lebih efisien. Seluruh kebijakan tersebut akan diperkuat dengan
berbagai langkah koordinasi kebijakan bersama Pemerintah dan otoritas sektor
keuangan terkait.
http://www.bi.go.id/id/ruang-media/info-terbaru/Pages/Evaluasi-Perekonomian-2013,-Prospek-2014-dan-Arah-Kebijakan-Bank-Indonesia-Ke-Depan.aspx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar